My photo
Penyuka berceloteh tentang spontanitas dan penggila kata meski tak suka bahasa. Sosok hitam pecinta keeksotisan alam, gila trip ala backpacking. Debur ombak dan dinginnya pegunungan yang jadi kepuasan dikala senggang.

Keeksotisan Sawarna (18-19 Des 2010)

Mendekati pukul 11 malam, tim berangkat menuju tujuan trip kali ini "sawarna". Berharap kerinduan akan alam bisa terobati secepatnya. jenuh, jengah, buntu serta begah terharap semua urusan di ibu kota bisa teracuhkan barang sejenak. Ber-12 berangkat menumpangi elf melaju menembus padatnya metropolitan jumat malam. Ingin cepat-cepat rasanya keluar dari kota penuh kemacetan ini. Pelan namun tak pasti kapan keruwetan jalanan ini akan terurai, ahh lebih baik saya bersantai pasang ipod dan melamun syukur-syukur ketiduran dan saat bangun sudah bisa melihat keindahan garis pemisah daratan dan perairan.

Entah apa yang terjadi, ibu kota macet setengah mati. Baru jam 1an dini hari elf lolos melewati karawaci dan berhasil melenggang sexy. Kesexyan makin menjadi ketika mobil ini harus melintasi jalanan yang benar-benar tidak layak lagi. Lobang disana sini, belum lagi genangan air yang menemani selama kurang lebih 4 jam sebelum akhirnya aspal mulus bisa kami temui meski kelok dan tanjakan yang gantian mengambil posisi.

ahh sampai juga akhirnya (jam7 pagi), 'rombongan' tiba di penginapan Bu Nenden (fyi,lumayan cantik hihi) meluruskan punggung, benahi posisi pantat, selonjoran sebentar sekedar mengurangi linunya dengkul ini. sejenak sarapan pagi yg sudah siap di meja makan, nasi goreng plus telor ayam, krupuk dan rempeyek kacang, sebelum akhirnya bersiap menuju pit stop pertama yaitu Goa Lalay. Kira-kira jalan kaki setengah jam dari penginapan terhitung sampai mulut goa dan sudah termasuk acara wajib yaitu foto-foto. Jalan setapak melewati hamparan sawah dan jembatan kayu sebrangi sungai nampak ini benar-benar bukan sedang berada di perkotaan.

Goa Lalay berada didaerah perbukitan, dimana mulut goa dialiri air, beruntung tidak sedang besar debit airnya waktu itu. kami masuk dengan tanpa effort berlebih. Mulut goa yang nampak biasa aja terbantahkan asumsi bahwa goa ini kecil dan biasa saja. Terbukti setelah pintu masuk, terpampang didepan mata kami lorong besar, dan tentunya lengkap dengan aliran air dan lumpur yang lumayan mengganggu langkah kaki. Semakin kami berjalan, semakin dalam dan pekat lumpur yang kami injak. Aroma kelelawar semakin nampak, dan guntaian stalagtit goa mulai nampak berbentuk. Stalagmit goa ini tidak terlalu special,meski telah kami coba jelajahi dengan lampu petromak dan emergency lamp yang kami sewa 20ribu rupiah dari guide. Perjalan terhenti sejenak ketika terlihat pandangan kedepan sudah mentok, tapi ternyata kami salah,setelah batu besar yg menghalangi pandangan ternyata masih terdapat lorong kecil yag hanya muat satu orang sekali lewat,sempat ragu untuk mencoba masuk atau tidak tapi diputuskan untuk lanjut dgn alasan sayang sudah sampai sini jauh-jauh dari jakarta. Kali ini hanya para cowok saja yang lanjut,cewek-cewek menunggu ditempat sebelumnya.

Lorong sempit ini mewarnai perjalanan kami, merangkak , nunduk, ngangkang dan segala macam pose dilakukan untuk bisa masuk supaya kepala aman benturan dan kaki aman dari batu cadas yang ada di bagian bawah kami. Bersyukur kami putuskan untuk lanjut,karena kami sepakat inilah caving yang kita inginkan,bukan berjalan ditanah lapang yang bisa melenggang dengan tenang. Gelap, bau t*i kelelawar, pengap dan lembab serta girang berhasil melewati lorong mungil itu dan sampai di rongga besar lagi. Di titik ini kami putuskan untuk kembali mengingat temen cewek kami menunggu di rongga sebelumnya.

Penelusuran kelar dan saatnya menyusuri perbukitan, sawah dan sungai menuju pit stop selanjutnya, kurang lebih satu jam berjalan letih memang apalagi sinar matahari sangat menyengat (ya iyalah tepat tengah hari penyusuran ini dilakukan), namun sambutan hamparan pasir putih dan ombak yang luar biasa rasa itu semua hilang dan digantikan oleh rasa girang seperti ketemu saudara yang lama tidak bertemu. Artinya kami sudah sampai di Pantai Legon Pari. Teriknya matahari tidak menghalangi kami untuk bergumul dengan para ombak yang sexy itu. basah, gosong, lengket air garam, dan lapar yang akhirnya menuntun kami untuk kembali melangkah menuju pitstop selanjutnya.

Menyusuri garis pantai yang penuh dengan karang dan batuan cadas serta beberapa tebing disebelah kami. Terik, hujan, grimis, sampai panas lagi dan kostum yang kami pakai kembali kering sampailah di Tanjung Layar, view 2 karang besar bersanding dengan hamparan karang yang diserbu ombak besar nampak begitu luar biasa pemandangan ini. Kelapa muda sudah menunggu untuk kita hisap sampai kering, dan makan siang yg agak terlambat meski hanya berlauk ikan dan sayur urap rasanya luar biasa mungkin karena ambience yang muncul, deburan ombak dan pemandangan yang asoy. Memang enak malas-malasan ditempat seperti ini, tapi hari sudah semakin sore, harus memikirkan perjalan ke penginapan masih sangat jauh belum lagi nanti harus berebut mandi. Ya ya ya, mandi harus dipikirkan 12 orang dengan 2 kamar mandi dan waktu yang semakin mendekati magrib. hmm kocokan lotre untuk urutan mandi akhirnya yang jadi pilihan solusi. Modal kertas dan pulpen kocokan dimulai, dan memang dari sejak lahir tidak pernah lucky untuk urusan peruntungan undian, saya dapat urutan ke 10 dari 12 angka yang tersedia, sial.
Menyusuri garis pantai, lagi? yap memang sengaja dari pitstop pertama kita berniat explore pesisir pantai ini. kurang lebih 45menit perjalanan sampai lagi di tempat kami istirahat untuk malam ini. Mandi, beberes, rehat, sholat, dan acara pijat memijat, dan hanya satu yang absen dilakukan seperti trip biasanya yaitu main kartu gebrak, selain kaki sudah gempor rasanya badan pegal mungkin akumulasi dari malam sebelumnya selama perjalanan. Intinya tidak ada yang special malam minggu ini, guyuran hujan membuat kami terlelap pulas.

Minggu pagi kami bangun dengan muka cemerlang cukup istirahat, tanpa mandi kami mulai hari ini dengan ngobrol di teras sambil makan pagi yang sudah disiapkan Bu Nenden. Aktifitas itu kami percepat sebelum hari semakin terik untuk explore pantai sawarna yang kemarin sebenarnya kami lewati namun belum sepat untuk dinikmati.Lewati jembatan kayu dan jalan setapak, sampailah di pantai berombak besar yang pasti akan digilai oleh pecinta surfing. Panas memang, tapi view laut ini mengalahkan rasa itu, terus berjalan dan sesekali
berhenti untuk menikmati keeksotisan awan yang nampak seolah terlukis teratur oleh penciptanya. Saya putuskan untuk menghabiskan waktu ditanjung layar sambil istirahat dan sekedar minum soft drink dingin. Foto, melamun, dan diskusi dengan diantara kami yang bisa kami lakukan, beberapa saat kami kembali dan berjumpa dengan beberapa diantara kami yang lain dan memutuskan untuk kembali ke penginapan bersiap untuk pulang ke jakarta.

Sampai di penginapan bukan beres-beres tapi lagi-lagi menyerbu kelapa muda yang sudah rapi tertata di gazebo samping, bakso ikan si mamang yang lewat ludes kami serbu. Repacking sudah menjadi aktifitas yang sangat tidak asing bagi kami sebagai backpacker, hanya butuh beberapa menit untuk menyelesaikan itu sebelum akhirnya kami harus berpamitan dengan Bu Nenden dan memulai perjalan panjang lagi kembali ke jakarta. Dan kali ini diputuskan untuk melewati jalur yang berbeda pada saat berangkat. Tidak terlalu banyak lobang yang di'pasang' di tengah jalan, hanya saja mobil elf kami masih saja bergeol seksi akibat jalan yang berkelok, turunan, tanjakan. Kanan kiri perjalanan dihiasi perbukitan, hutan dan perkebunan kelapa sawit. Baru 4,5 jam dari perjalanan kami menemukan kehidupan dan artinya cacing di lambung kami bisa tersenyum lega. Nampak beberapa warung, dan late lunch pun bisa kami eksekusi. Menikmati nasi padang sambil menyaksikan perhelatan Bola AFF indonesia melawan filipina di daerah orang (rangkasbitung) memang ada euforia tersendiri. Selanjutnya perjalanan tidak ada yang special karena lebih didominasi dengan dengkuran dan terpejamnya mata dari kami. Trip ini berkakhir di jakarta pada pukul 11 malam, ya ya ya tepat 48 jam kami melewati weekend bersama 12 orang dari kami. Kenalan baru, teman baru, sodara baru. hanya 6 orang dari 12 ini yang saya kenal sebelumnya, sisanya baru bertemu ketika di meeting point. Inilah mungkin kelebihan dari kami backpacker, bisa nyaman dengan siapapun (yang ini agak berlebihan ).

Tak sabar menunggu trip-trip lain yang akan lebih dan lebih asoy lagi.

1 jam tersisa

Bukan pertama kalinya ini terjadi, bahkan sudah tidak terhitung jari moment ini terlewati. Tapi rasa hati mata dan entah apapun itu selalu sama, persis malah. Dan lagi2 tatapan kesedihan itu slalu ikut meramaikan sekelumit detik. Sebagian bilang ini sesuatu yg wajar dan tidak berlebihan, namun bagi orang yg sama sekali tidak pernah mengalami ini sama halnya dengan apa yg ada diprasaan mereka ketika berangkat kerja dan sore sudah kembali ke rumah.

Ini sebuah perhiasan hidup, bermain dengan golak perasaan. Dipermainkan oleh suasana hati dan kondisi yg menjadwalkan semuanya terjadi, dan saya yakin ini tidak berjalan dengan sendirinya tetapi sengaja diberikan untuk eksotisme 'perjalanan'.

Bukan sedih krn jarak tapi moment 1 jam sblm pergi. Semua tampak seolah akan berakhir, tidak dan tentu tidak, ini hanya salah satu rutinitas bukan sebuah proses baru, krn ini selalu terjadi berulang dengan object dan ambience yg sama sekali tidak berbeda. Selalu 1jam tersisa ingin dipadatkan menjadi keseluruhan curahan perhatian. Mencoba bersikap tegar dan seolah ini terjadi begitu saja. Tapi tatapan mata tidak pernah menipu,kita (saya,ibu,& bapak) sama-sama sedih, akan sedikit lama untuk bertemu lagi. Puncaknya adalah ketika kecupan pipi,pelukan dan lambaian sudah menjadi "koreografi" , ahhh itu adalah moment yg paling saya benci.

Murni ini bukan 'sedih' tapi semacam perasaan syahdu yg mendalam, ini hanya masalah pilihan dan konsekuensi

EPISODE TERBATAS

Bukan “waktu” yang punya andil tapi murni “hati” dan rekan sejawatnya yaitu “perasaan”. Bukan juga atas dasar kebiasaan tapi murnikarena keinginan untuk mencoba. Jelas ini sebuah kesucian tanpa paksaan yang mewakilkan kesakralan, bukan semata-mata karena iseng asal dan belas kasihan. Kesadaran dan keikhlasan untuk mempersialhkan lebih berharga dibanding kebencian dan keacuhan. Tapi sangat bodoh dan dungu jika ini bisa berjalan dengan mulus. Kita dicipta bukan sebagai setumpuk batu ataupun sekedar benda mati lainnya, yang dengan sukarela menuruti sebuah lenting sebagian, lenting sempurna dan apalah itu namanya. Sudah selayaknya hati, pikiran dan perasaan masih menjadi senjata andalan yang secara “sengaja” dianugerahkan oleh Tuhan.

Sabar dan ikhlas mungkin akan menjadi andalan untuk bertahan saat ini. Senyum manis dan raut segar menjadi bungkus dan ajang menghibur diri. Semuanya sudah diberikan script hebat dengan alur cerita yang sangat menarik, sebuah panggung gemerlap untuk mempertontonkan klimaks kisah tersebut. Semua ada masanya dan setiap masa ada tokohnya masing-masing, saya percaya dan yakin akan hal itu, yang terbaik akan datang tepat pada episodenya nanti. Jangan sampai lakon tertanggu karena emosi dan pendaman sepenggal kekecewaan.

Mari melangkah lurus ke depan dan acuhkan spion jika diperlukan. Lupakan semua kepingan dan mulai dengan judul baru, bukan perpanjangan episode yang terus-terusan dan menjadi semakin ala kadarnya karena kejar tayang

Happy 1st Anniversary Guys

Kenangan memang kadang terekam atau bahkan terlupakan, entah hanya dalam renungan ataupun sekedar lamunan. Perjalanan adalah sebuah kebersamaan yang kadang membawa kita dalam beragam perasaan. Dan kebersamaan pula lah yang akhirnya menjadikan kenangan itu selalu melekat sepanjang kisah dan bukan hanya sekedar anggapan.

Rasanya begitu lama kita ada dan bercengkrama. Bahkan perasaanpun seolah menyatu tanpa disuruh. Saling melengkapi meski kadang mencaci dan justru disitulah bumbu perjalanan ini. Tak percaya rasanya kalau kita baru setahun lalu saling kenal. Terlalu dekat untuk ukuran satu tahun, tapi inilah kita.. Blackers...

Masih lekat dalam ingatan setahun lalu 14-17 agustus 2009 kita yg tanpa saling kenal pertama bertemu dalam sebuah perjalanan. Yang selanjutnya kita ikrarkan sebagai hari terbentuknya sebuah komunitas yang bernama "b[L]ackpacker Indonesia".

Akan sangat menyenangkan apabila memory itu coba kita kenang. Merayakan satu tahunan sekaligus Upacara 17an bersama kalian. Hmmm teringat pulau handeleum yang begitu berkesan, upacara terhebat sepanjang perjalanan..

Meski bukan handeleum kedua untuk kali ini, bahkan lapangan upacarapun bukan. Hanya sekedar halaman villa yang entah siapa empunya kita pun tak mau mencoba mencari infonya. Yang penting kebersamaan dan makna yg dirasakan. Peringatan akan sebuah pertemuan dan perjalanan kisah.

Antusiasme lah yg bermain peran, bukan logika maupun pikiran. Warung desa sabang yg selalu jadi langganan, entah apa dibenak pramusaji disana ketika sebaris meja itu kami pesan. Tentu saja akan sekejab berantakan, mungkin mereka loncat kegirangan saat jam 10an kami beranjak menuju kedepan untuk bersiap menuju utamanya tujuan ,"villa bukit cipendawa, cipanas".

Konvoi rombongan menapak di villa nyaman itu tepat di jam1an, beberes dilanjutkan tarawehan dicoba untuk mengisi acara malam. Tontonan slide dadakan ala kadarnya setidaknya mengingatkan kenangan setahun silam, entah apa yg kita rasakan saat kegelapan itu mulai dinampakkan, kenangan demi kenangan meledakkan tawa dan syahdu seolah kembali merasakan. tiup lilin2an yang selanjutnya dipotong meski akhirnya hanya untuk clemongan ala seru2an sebelum akhirnya waktu sahur itu datang, yup kami harus menahan lapar keesokan siangnya seharian.

Tanpa komando semua sudah terbujur tak beraturan, jaman jahiliah kalah bar bar dengan ulah dini hari itu oleh kalian. Bahkan tak peduli setan itu kaum hawa atau kaum adam, semua disama ratakan eits bukan berarti kita berkumpul kebo ala anak2 jaman skrng *sotoy... Entah kecapekan ngantuk atau memang doyan molor ya kaliann.. Katanya jam8 mau upacara 17an, ini jam 9 masih pada berbaring tak karuan, berbagai macam pose sudah dijalankan bahkan pindak lapak demi mendapat kenyaman pun juga sempat dilakukan.

Molor dr jadwal ditambah latian yg tak kunjung kelar sedikit bikin gerah participant. Ah beginilah petugas amatiran ala lucu2an untuk fun ceremony 17an. Upacara berjalan dengan riang (bukan khidmat) setidaknya terlihat dan terkesan meriah dengan kostum merah putih yang kami kenakan. Pembacaan pancasila,proklamasi, UUD 1945 serta doa ala anak jaman sekarang dengan contekan Blackberry di tangan. Setidaknya kami masih punya nasionalisme memperingati perjuangan, bukan hanya suka hura2 dan bersenang2.

Mau apalagi sekarang? Tertera "free time" di itinerary yg pernah disebar. Mau tidur silahkan, mau jalan2 silahkan.. Mati gaya? No no no tidak ada dalam kamus kami. . Pertunjukan lenong tanpa naskah alias spontan nampaknya menjadi suguhan rutin dari beberapa relawan. Lawakan gurih diiringi kelakar memenuhi hampir 2jam yg katanya "free time" tadi. Mungkin akan berlanjut sampai petang kalau tidak diingatkan kalau kita masih ada acara bakti sosial dengan anak jalanan di lokasi yang sama sekali tidak berdekatan alias kira2 2jam perjalanan.

Telat satu jam dari perkiraan, dan sodara-sodara kita sudah siap menunggu di taman kencana yang begitu rindang,mungkin kalau itu siang terik saya akan tanpa sadar terlentang dibawah sana sekedar menikmati oksigen segar yg di jakarta sangat jarang. Senang rasanya berbagi sekedarnya apa yang kita punya berniat untuk bakti sosial. Sampai akhirnya bilal mulai mengumandangkan seruan adzan pertanda waktu menahan lapar,dahaga dan hawa nafsu untuk hari itu sudah kelar, alhamdulillah meski hanya dengan teh botol sebagai pembatal tapi rasanya sungguh segar untuk ukuran makhluk penuh aktifitas seharian.

Berbuka kebersamaan di Cibiuk yg tampaknya lumayan nyaman tampilan dari sisi luar,dengan harapan makanan yang disajikanpun tidak hanya membuat lidah kita bergoyang namun cacing2 diperut kami bisa berdendang kegirangan. Porsi super khas serakahnya anak sekolahan ketika mau berbuka puasa meski akhirnya tersisih dengan alasan kenyang. He2 maap itu tadi harapan, porsi ternyata sangat mini dan jauh dari bayangan, ayam yang sempat dikira tahu, nasi berlimpah karena tak ada lauk dan sayur, dikira masih ronde pertama tapi ternyata sudah keluar semua pesanan. Ada sepertiga dari kami belum kebagian, akhirnya perlu pesanan tambahan meski harus menunggu lagi beberapa saat yahh apa mau dikata daripada tidak makan. Masih ingat kan pepatah jawa "makan gak makan asal kumpul" , ahaha kayaknya itu tidak berlaku ya jaman sekarang. Tuntutan perut lebih mendominasi.

Genap 24 jam kebersamaan ini digelar. Cibiuk menjadi spot perpisahan rombongan. Seperti biasa tak akan bubar kalau tidak ada yg berinisiatif memulai jalan.

Tempat memang bukan dominasi utama andil kepuasan, tapi dengan siapa lah yg menjadi kunci dari semuanya.

Happy 1st anniversary guys..

Stop Merayu

Stop...
Jangan coba merayu...
Dia terlalu ayu untuk sekedar kau rayu..
Coba liat tatapan syahdunya..
Heiii dia begitu menawan kawan..

Jangan buang emosimu untuk sekedar mencoba mengagumi pesonanya..
Dia hanya butuh ditatap, disayang dan dimanja.
Bukan rayuan sampahmu..

Sini cantik jangan pernah pedulikan mereka
Mendekatlah kepadaku
mereka yang sok menjadi pujangga
Hanya mencoba untuk berperan muka
Tatap diriku...
Tidakkah kau melihat namamu dimataku?

Apalagi yg ragu didiriku..
Semuanya jujur dari hatiku..
Bukan sekedar madu palsu yang kluar dr mulut para penggombal itu.
Aku memang bukan sosok sempurna
tapi itulah kenapa aku butuh kamu

Hambar

Pagi kali ini hambar terasa
Buka mata tanpa ada siapapun menyapa..
Bahkan hanya untuk berkata "slamat pagi papa"
Cium kening sambil tersenyum mesra
Balasan manja terlontar untuk sekedar bertanya "jam brp ini ma?" Sembari mengumpulkan nyawa.
Belum sempat dieja apa jawabannya
Terlihat disisi kiri ada jamahan terasa
eh ternyata sang balita mencoba mengajak bercanda
Seolah mencoba untuk ikut bersenda "pap paaa ppppp"
Aduhai lucu sekali kau ananda...
Hmmm tapi coba diingat apakah untuk kali ini saja?
Rasanya tidak ya
Kemarin juga :)

Ikhlas dan Pasrah

Dua kata yg punya jarak tempuh sangat dekat satu sama lain. Bahkan kadang dua kata yang selalu saling melengkapi, saling menggantikan dan saling menutupi untuk basa basi. Meski sampai bosan telinga ini mendengar petuah tentang "keikhlasan itu tanpa pamrih" dan "pasrahkan semua kepada yang Di Atas". Ahhh mungkin konteks penggunaannya saja yg berbeda.

Pasrah lebih ke arah menyerah dengan kondisi, menunggu keajaiban dan berkutat pada
comfort zone. Sedangkan sang rekan yg bernama ikhlas akan menerima kondisi dengan besar hati, dan berbesar hati atas apapun hasil dr usahanya keluar dari comfort zone itu. Ahhh apa lagi itu si "besar hati" , kenapa harus muncul kata lagi padhal 2 istilah sebelumnya belum bisa memberikan kepuasan arti.

Apakah ikhlas hanya dapat digunakan untuk aktifitas aktif? Dan pasrah digunakan untuk aktifitas pasif?
Saya kurang setuju dengan pernyataan itu, ikhlas dan pasrah bisa masuk ke dalam konteks aktif dan pasif sekalipun. Bahkan keduanya berlaku sama. Mencoba ikhlas dengan keharusan untuk pasrah atau lebih tepat mencoba pasrah ketika harus mengikhlaskan? Ahhh makin bingung.

Apalah arti sebuah istilah kalau sekedar untuk diingat dan mendapatkan pengakuan. Percuma besar yang hanya menimbulkan keraguan. Yang penting Anda "Iklhas" untuk ber"pasrah diri" dan ber"besar hati".

Total 17Jam

Saturday-Sunday, 24-25 July 2010
"Dasar Murahan" .. Hmm yak benar kata yang pantas buat kalian. Asal ngacung tanpa tau ajakan apa yg terlontar. Asal book tanpa tau ada waktu atau tidak, entah karena terlalu murahan tak beracara atau memang sangat sayang untuk dilewatkan. Dari sekedar duduk bareng tanpa jelas arah pembicaraan sampai kunjungan tanpa rencana yg selalu menggiurkan.

Bukan tanpa rencana untuk kali ini, kegiatan charity yg sangat terpuji kalau guru ppkn saya waktu smu dulu bilang, berbagi apa yg kita punya untuk orng yg bahkan mungkin tidak sempat kita kenal. Mengikhlaskan bagian dari raga untuk kebutuhan yg kekurangan. Ouh sayang sekali karena satu dan lain hal saya hanya bisa menjadi tim penghibur untuk ini. Melihat cairan merah mengalir di pipa saja rasanya pucat tidak karuan apalagi kalau pipa itu berujung dilengan saya.. Oh my God saya benar-benar tidak bisa membayangkan. Saya berbuat baik dan berbagi dgn cara lain saja.Hebat dan salut saya bilang atas semangat kalian, dari mulai teriknya matahari tepat diubun-ubun bercengkrama di kantor PMI daerah kramat raya sampai sekitar 2,5 jam bikin keributan di instansi yg pusatnya dikepalai oleh jusuf kalla itu.

Bukan kalian namanya kalau ngumpul hanya 1 macam aktifitas. Dan benar saja, setelah perdebatan spontan diputuskan mengisi kekosongan perut di salah satu resto masakan laut yg konon katanya murah dan enak namun dgn porsi ala kadarnya . Yup atrium senin jadi pilihan krn selain dekat dgn spot pertama juga sejalan dengan pemberhentian kita selanjutnya.. Ancol. Bergerak meluncur dengan dua mobil ke arah pantai yg ramai dikunjungi warga jakarta ini. Dari sekedar menikmati festival layang-layang sampai menikmati sunset yang yahhh lumayan lah daripada nggak. Melihat orang-orang sangat riang menikmati pantai yang tidak begitu indah itu, dalam hati kalian belum tau aja ditengah sana banyak yg jauh lebih indah
*sombong. Hmm foto2 sudah dan saatnya bergerak ke pemberhentian selanjutnya toh disini para sodara pembawa penyakit demam berdarah sudah mulai ingin ikutan nimbrung

Sekitar jam7an kita bergerak ke daerah kemayoran untuk ikutan meramaikan warung sederhana pojokan perempatan yang katanya menu utama "ketan susu" nya maknyoss.. Ditemani teh poci dan berbagai macam gorengan, makan ala standing partypun dilakoni. Lumayanlah untuk ukuran pengelurakan kocek 3ribu perak untuk ketan susu, 500 perak untuk satu gorengan plus patungan teh poci per orng 2ribu.

Ya ya ya masih jam8 kurang arloji menunjukkan.. Gak asyik ka
lau langsung pulang. Nonton kayaknya oke nih!!! Bla bla bla diputuskan nonton "inception" di the jakrta theater. Tapiii yahhh tiket tinggal barisan depan. No no no kita pindah saja ke setibudi building.. Yippi tiket sudah ditangan, eits tapi tunggu dulu jam brp tuh film diputer? Duanggg 23.45 semua terperangah bukan saja krn angka nya bagus tapi saat ini msih pukul 22.15 .. Mati gaya kalau harus menunggu di 21 selama 90menitan .. Nongkrong di taman luar beberapa saat sampai akhirnya tanpa sengaja ditemukan angkringan dibelakang gedung, yahh asyik lah untuk menunggu waktunya si angka bagus itu datang. Recommended buat acara nongkrong selanjutnya.

Hampir 2jam bermimpi dengan mimpi-mimpi dalam mimpi, ternyata blm memuaskan hasrat kelayapan kalian. Helloooo ini jam2 pagi, ahh nanggung kalau pulang, pagi saja sekalian.. Gila gila masih dilanjutkan hunting tempat nongkrong yg diputuskan ke daerah al azar, wew warung-warung yang biasanya ramai sudah mulai diberesi oleh empunya, sudah masuk jam tutup mereka trnyata. Sapa bilang kita menyerah !! Masih ada daerah bulungan yg siap menanti, kopi indomie telor kornet capucino teh jahe menemani obrolan kalian yg mulai sakau krn jam bego sudah berlaku.. Ya ya sangat diwajarkan. Dari jam 12 siang sampai setengah5 dini hari kelayapan. Total 17 jam..

Jangan Paksa Saya Untuk.......

Keberanian itu sangat relatif sama halnya dengan orang sering membela diri dengan kata "cantik atau ganteng itu relatif, tergantung selera". Jangan paksa saya untuk berani bahkan dengan dalih apapun. Percuma, itu hanya sebagian kecil dari aktifitas hidup saya. Ini bukan hal yang memalukan apalagi hina, jadi tidak perlu ada yang diobati ataupun mencoba diakhiri. Kecuali memang sudah sangat mengganggu dan menghambat aktifitas pribadi. Kamu memang kecil bahkan dengan satu jaripun saya bisa hancurkan reputasimu hingga akhirnya dicampakkan, tapi kenapa semua orang akan nurut untuk kamu lukai ketika kamu ada di tangan profesi berkostum warna pembungkus orang mati. Ouh saya sungguh tak habis pikir dengan hal ini.

Bukan sakit karena luka yang saya takuti, bahkan karena apa dan mengapa pun saya tak pernah mengerti sampai saat ini. kadang membayangkan moment ketika mulut kamu bersentuhan dengan bagian terluar saya, proses ketika kamu mulai mencoba mengoyak tubuh saya. Sekali lagi bukan sakit atau apa, tapi ngeri dan bayangan mencekam yang selalu datang.

Dan bukan karena saya pelit untuk berbagi, tidak...bukan karena itu.. saya akan iklhas untuk memberi. Seandainya ada cara laen selain dengan bertemu kamu, mungkin dari dulu sudah akan saya lakoni. Ini bukan pura-pura ataupun dalih untuk menghindar, kalau saya berani mungkin gak ada istilah melarikan diri waktu saya duduk di bangku sekolah dasar ketika kamu bersama segerombolan antek-antekmu datang ke sekolah kami. Masa bodo dengan yang dibilang anti body pokoknya saya tak mau dan sekali lagi saya tidak mau.

Mungkin didunia ini hanya saya yang begini, tapi saya tidak perlu mencari pendukung untuk turut membela. Saya tidak perlu prajurit untuk menjadi pelindung saya. Keteguhan hati saya sudah cukup kuat untuk melindungi semuanya. Makanya itu, Jangan Paksa saya untuk ...

Gak Ada Celotehan Untuk Hari Ini

Huh gak ada ide untuk celotehan hari ini. Meski hanya untuk bertutur sejengkal saja rasanya sangat berat sekali. Hmmm mngkn karena suasana hati maupun AC ruangan yg tak kunjung beraksi,bau amis yg bikin ngeri plus jaringan internet yg selalu bikin emosi. Eitsss jangan sekali-kali salahkan alam skitar, mereka hanya menurut apa kata sang empunya. Tapi apa mau dikata,kali ini atmosfer itu tak menampakkan batang hidung seperti biasanya. Yang seolah ada running text didepan mata atau mungkin karena memang kali ini dunia lebih sering dipenuhi oleh acara infotainment yg kayaknya gak sebegitu pentingnya untuk dibuatkan running text spt di tayangan CNN pada umumnya. Gak usah dipaksa kalo memang gak ada. Karena akan terasa hambar untuk dibaca. Lakukan jika memng napsu itu ada, dan jangan pernah ditunda selagi euforia itu sedang membara.

Spontanitas yang akan berbicara, editing dan pengolahan kata hanyalah akan jadi penghambat untuk bertutur kata. Semoga esok hari atmosfer dan alam sekitar tak lagi enggan untuk menyapa saya. Dan akan bertambah satu koleksi celotehan yang gak begitu berguna. Silahkan dibaca kalo memang suka karena itulah kenapa diupload didunia maya. Kalo gak suka silahkan berkomentar apa adanya jangan pernah mencoba untuk menghibur saja. Jujur akan lebih bermakna dan bermanfaat untuk tulisan selanjutnya.

Saya Pemuji, Bukan Penggombal Ulung

Kepintaran bertutur kata, mengolah arti atau sekedar berhiperbola bisa jadi hanya sekedar hoby atau bahkan sebuah ahli. Kepercayaan diri tinggi yang menjadi mayor disini. Bahkan untuk sebagian kalangan, untuk berucap biasa saja perlu memeras keringat hingga menghabiskan cadangan air dalam tubuhnya. Namun, bagi si ulung, ini hanyalah semacam mengedipkan mata dan mengernyitkan dahi, seolah rangkaian kata sudah berjejer didepan muka dan dengan mudah untuk dieja. Jangan paksakan diri meski ini bisa dipelajari. Liat situasi serta emosi, jangan sembarangan memuntahkan isi meski luapan energi telah melebihi hati. Coba pelajari siapa dan apa yang menjadi korban kali ini, apakah dia type pecinta , pembenci atau sekedar suka basa basi.

Jangan dikira dia tidak punya tingkatan level yang bisa disandang. Itulah mengapa ada kata amatir dan ulung. Bukan berarti si ulung akan selalu dengan gampang mengalahkan si amatir. lihat dulu siapa yg dicari dan apa yg menjadi visi. Sebutan ini bisa jadi sangat subyektif untuk diteliti. Ahhh makin penasaran tentang aktifitas ini. Menambah keahlian dalam berkomunikasi meski kadang sebagian orang akan makin muak menerima ini. Tapi masalahnya ada makhluk yang sangat suka digombali, merasa tersihir bahkan terhipnotis dengan rangkaian puja dan puji yang dia terima dari sang ahli. pilihan anda untuk menjadi apa, penggombal sejati? Sang amatir yang mungkin kesempatan menang memang sangat tipis? atau menjadi pemuja yang selalu jujur dengan isi hati?

Tapi saya lebih memilih untuk menjadi pemuji dibanding penggombal., karena saya bukan seorang berkepercayaan diri tinggi atau sang pujangga yang selalu ahli merangkai arti. Meski ada yang bilang kata-kata itu justru menunjukkan level penggombal yang sudah tinggi. Ahh kenapa jadi tiba-tiba mikir seperti ini ! saya bukan penggombal yang suka berbasa-basi hanya untuk memuji. Situ ok ya saya puji, situ gak oke? hmm mungkin mulut jahat saya yang akan beraksi.

Bukti saya bukan penggombal :
Someone : masa' makan octhopus aja berani yg ginian doank gak berani sih?
Me : yaelah octhopus mah kecillllll cantikk, itukan cuman alasan aku aja untuk bisa makan bareng kamu

Someone : aku kan pengin lihat kamu d*n*r kali ini
Me : nggak ah..aku cuman takut pingsan dan itu berarti aku akan melewatkan beberapa menit untuk tidak melihat kecantikanmu

Someone : yahhh kamu marah yaa??
Me : marah? Mana munkgin..aku gak akan pernah marah apapun yg kamu lakukan, kalopun aku marah aku pastikan kamu gak akan tau itu, kalopun sampai kamu tau, yang jelas yakinlah aku akan selalu maapin kamu dear

Someone : sepertinya kegombalan sdh merasuki tulang rusukmu dan mengalir deras di darahmu.. jantungmu jg terpacu dr kegombalan.. semua serba gombal.. hingga hatimu tak bs lg membedakan mana memuji ato menggombal..
Me : Tidak dear..aku hanyalah jiwa yg apa adanya tak pernah berhiperbola ataupun berkata gila..aku hanya seorang pemuji yg selalu berusaha untuk jujur apa yg dalam hati.Kegombalan itu hanya ilusi..mungkin kamu akan terbawa mimpi..namun tidak dengan hati..semuanya akan menjadi sari walau hanya dibuat alakadarnya oleh hati

Masih gak percaya saya bukan penggombal? uhhh keterlaluan

Pesona Warnamu

Pesona itu tak bisa dibeli apalagi dicuri secara paksa. Jangan salahkan orang ketika itu tak ada didirimu. Kadang tidak semua hal bisa dijadikan bahan untuk berdemo. Bukan berarti juga menerima dengan ikhlas begitu saja. Kadar usaha sangat beragam, tergantung kadar pesona yg dimiliki. Jangan pernah iri apalagi mencaci. Pesona ini punya ikatan familiy dengan warna, yang tercipta penuh dengan arti dan alasan. Tapi apa iya keikhlasan itu akan muncul begitu saja tanpa dalih apapun? oh kali ini saya tidak 100% setuju. Permukaan dan isi kadang sangat jauh berbeda sama sekali, permukaan bisa dipoles dengan mudah hanya perlu pewarna dan sedikit bahan penambah kilau, hanya dengan visual biasa dan sedikit kemampuan bermain peran, tugaspun rampung. Tapi bagaimana dengan isi? mereka begitu jujur apa adanya, tidak pandai bermain peran bahkan tidak biasa main sinetron lebih tepat disebutnya. Perlu peralatan canggih nan mahal untuk mengobati sang isi yang selalu tampil spontan dan tanpa make up itu.

Jangan protes juga tentang apa, mengapa dan siapa yang seharusnya mengagumi pesona. Kamu tak bisa memilihnya atau memaksa untuk itu. Tentang berapa jumlahnyapun bahkan tak bisa diramalkan. Kalau demikan yang terjadi hanya satu hal bisa menjadi solusi. Berlaku arif tanpa komando, berlaku bijak tanpa embel-embel dan selalu bersyukur tanpa mengeluh. Jangan pernah merasa sempit diantara ruang yg luasnya belum pasti. Jangan pernah beranggapan buruk ditengah panorama yg keindahannya sangat subyektif. Belum tentu kucing akan memilih daging ketika seekor kecoak berlaga hebat dihadapannya saat dia lapar. Belum tentu seekor anjing akan tergoda dengan tumpukan tulang ketika seekor kelinci berlenggak lenggok dihadapannya. Jadi pada intinya, apapun pesonamu tampakkan percaya diri, semuanya sudah diatur dalam script akbar-Nya.

RINDU LAUT Kebersamaan July with Blacker "Karang Congkak-P.Kotok-Soft Corral-P.Pramuka"

Saturday, 17 July 2010
"Rindu laut" kata itu selalu saja muncul diobrolan para blacker akhir-akhir ini. Hanya mengapung tengkurap dan memandang lurus kedepan , bernafas tidak normal karena kali ini hidung dipaksa untuk cuti bekerja dan mempersilahkan mulut untuk beraksi. Ya benar "snorkling" aktifitas yg selalu kita rindukan tak peduli terik membakar bahkan cream penahan matahari pun kalah pamor. Kali ini hanya ingin bersnorkling bukan untuk jalan jauh atau menjajal keahlian "hidden paradise hunter" Dengan personel 14 orang pagi buta sudah ikut meramaikan pelabuhan muara angke padahal jelas-jelas tertulis "muara angke bukan untuk transportasi umum" tapi buktinya? Hehe.. Tempat ini rasanya sangat tidak asing di bilik memory masing-masing dari kita. Entah karena kekhasan bau amisnya atau karena memang kita yg terlalu sering berkunjung ke tempat ini. Oke lupakan itu semua dan saatnya menikmati perjalanan 2 jam-an menuju P. Pramuka yahh.. kira-kira kita akan sampai pukul 10an siang nanti. Satu lagi yg selalu membuat beberapa ruang hati penyimpan kangen serasa berontak saat berada di atas kapal, rasa damai syahdu menjadi sangat dominan ditengah-tengah ramainya orang saling bercengkrama, debur ombak masih mengalahkan mereka. Serasa pengin berlama-lama berada di atas sini. Haddeuhhhh bisa gak sih gak berisik kalian ini blacker?? Ribut mulu daritadi mengganggu kenyamanan lamunan aja ahaha... Lanjutkan !! Itu yang saya suka dari kalian...

Di tengah kepusingan mulai menjalar akibat laut yg berlagak memamerkan goyangannya, ahay,, Pulau Pramuka telah nampak didepan mata.. Melepas lelah sebentar, beberes, dan tak lupa perlengkapan snorkling sudah tertenteng seolah ikut berontak ingin cepat bertemu air. Satu lagi yg kurang..hmm yup betul bekal makan siang. Perahu sewaan berangkat pada menit ke 26 di jam 11.. Sambil melahap bekal karena perut mulai berdendang seolah berdemo protes kenapa terasa begitu lama jam makan siang datang. Huhhh lunch hebat hari ini, di atas perahu bersama blacker..kanan kiri nampak beberapa pulau dan sayangnya hanya dua yg saya tahu, Pulau Sepa dan Semak Daon. Tapi yg jelas saya tau persis kali ini kita menuju ke karang congkak..

Weww sebegitu kangennya para blacker dengan laut, tak sabar langsung berhamburan turun ke air. Perjalanan selama 1 jam 6 menit tak menyurutkan euforia air yg dari beberapa waktu sebelumnya sempat mengalami demam..karena kita memang cinta laut camkan itu baik-baik "karena memang kita cinta laut". Bahkan 2 jam di air tidak terlalu berarti dalam urusan penyitaan waktu kami. Menikmati indahnya alam bawah laut yahh meski alam kali ini tidak begitu besahabat dengan kami,mungkin dia masih malu-malu setelah sekian lama tidak bertemu. Puas bercengkrama dengan laut, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Kotok hanya sekitar 20 menit dari spot terakhir. Sayang sekali nuansa bersih tak begitu nampak disini hanya saja ceramah singkat tentang peradaban elang oleh penjaga sedikit meningkatkan gairah untuk tau lebih jauh tentang pulau ini. Jujur pulau ini tidak begitu menarik perhatian radar memory penyimpan tempat-tempat eksotis kami untuk merebakkan sinyalnya. Mungkin karena jauh dari sentuhan lembut pengagum eksotisme alam jadi terkesan lusuh tidak beraturan, bangunan semacam homestay yg dibangun setengah hati apalagi perawatan....jangan berharap. Tapi jika kita liat di google map ternyata ada kolam renang di sisi lain pulau ini tapi tampaknya tidak dibiarkan pendatang gratisan menjamah lokasi ini,mungkin juga ada resort mewah disana namun ini hanya sekedar prediksi dengan asumsi adanya dermaga perahu cepat disitu.

Tak begitu lama kita singgah di pulau program rehabilitasi elang ini, perjalanan dilanjutkan ke spot snorkling yg katanya bagus yaitu soft coral. Kurang lebih jam 4 kita sampe di spot tersebut,.. Kesan pertama,"haduh kayaknya biasa aja ya".."hmmm airnya dingin banget brrrr" mungkin karena sedikit hopeless dengan spot sebelumnya. Namun loncat ke air menjadi keputusan kami. Dingin? mungkin iya tapi tersihir oleh ratusan ikan warna warni yg mengitari kami hanya untuk mendapatkan makanan racikan (padahal juga hanya cracker remuk) yg kami persembahkan khusus buat mereka.. Sayangnya tidak begitu lama kita menikmati keindahan ini, arus sore hari semakin deras, ombak mulai nampak, awan tebal mulai mencoba tampil, dan gerimis mulai ikut2-ikutan meramaikan suasana. Dan tirai pertunjukan mencekam tengah laut dibuka.

Dimulai dengan rewelnya mesin perahu yg tidak mau hidup meski sang awak mencoba merayu berkali-kali, namun tetap nihil. Sampai akhirnya perahu di-derek oleh perahu lain yg mengangkut para diver. Ombak semakin tidak bersahabat, lifevest mulai dikenakan bukan hanya untuk safety incase perahu terbalik dan kita dipaksa buat berenang, namun juga karena hujan mencoba menampar tubuh kami seolah seorang pemeran antagonis dilaga sinetron menampar pemeran protagonist. Kali ini kilat petir tak mau kalah dengan rekannya, nyala lidah petir dikanan kiri prahu. Hati kami semakin kecil terasa, panjatan doa tak berhenti terucap. Tak begitu jelas ke arah mana kita menuju, yang terlihat hanya ombak dan derasnya hujan. Kapal berkapasitas 15 orang itu semakin terlihat tak berarti ditengah hamparan ombak. Tapi kami 100% yakin ini hanyalah cara Yang Di Atas untuk memberikan sensasi dan memory mengesankan bagi kami dalam trip ini. Hujan reda, ombak mulai cape berlaga dan didepan kita sudah nampak jelas Pulau Pramuka tempat kita menginap malam ini,ya ya disebuah ruangan yg kita sewa dengan harga 350ribu rupiah tepat disebelah kantor pos.

Menggigil, gelap, capai, pusing dan perut keroncongan memaksa kami memburu emosi untuk beberes mandi dan makan yg selanjutnya diwarnai akapela natural yg keluar dari mulut beberapa dari kami sambil tergelepar lemas dan mata yg tidak memungkinkan untuk diajak kompromi lagi. Namun, masih sempat terjaga tengah malam meski sedikit ling lung mengumpulkan nyawa menuju dermaga hanya untung menikmati suasana serta semilir angin. Kail pancing dilempar untuk menambah suasana laut di tempat persinggahan kapal ini. Sampai akhirnya hujan yg memaksa kami untuk kembali ke homestay. Bukannya tidur, malah main kartu sampai terdengar adzan subuh, dari main ala cangkul sampai seven scope kami jajal, sholat lalu tidur lumayan meski cuma 1,5 jam. Setidaknya bisa menyiapkan energy untuk explore P. Pramuka hari ini.

Sunday, 18 July 2010

Tidak begitu banyak yg bisa diceritakan untuk explore P. Pramuka ini, karena memang pulau ini tidak terlalu cantik untuk dipuji. Pantai pasir yg hanya sejengkal ditambah hamparan bibit mangrove yang nantinya akan siap menyelamatkan pulau ini. Hmmm mungkin tempat penangkaran penyu sisik yg sedikit mencuri perhatian, selain object penyunya yg lumayan bisa dinikmati, tapi juga bapak-bapak pengelola yg unik suka marah-marah kepada pengunjung. Selebihnya tidak ada yg special, alam hari ini juga masih enggan pamer keeksotisannya lagi, mataharipun juga masih malu-malu untuk muncul,cuma mengintip sebentar lalu sembunyi lagi.

Dan pada saatnyalah kami untuk kembali ke jakarta, tak lupa untuk unjuk kenarsisan sejenak di dermaga kecil sebelum akhirnya menunggu kapal yang akan membawa kami meninggalkan santai weekend kali ini. Tidak ada yg special di atas kapal hanya tragedi tabrakan kecil kapal kami dengan kapal kecil karena mungkin sang nahkoda terlambat memutar arah baling-baling. Aktifitas rutin yg selalu terjadi, maen kartu gebrak, hunting sample* dan ngorok. Alhamdulillah perjalanan 2 jam berjalan lancar.eitsss belum selesai perjuangan... Masih ada 3 angkot lg yg harus saya tumpangi (angke-grogol,grogol-tanah abang, tanah abang-kebon pala) untuk menuju penginapan si tiggy** 2 hari ini.

Secara keseluruhan “object trip” kali ini tidak terlalu istimewa hanya saja tidak pernah ada trip yg tidak menyenangkan bersama blacker, keceriaan, kehebohan, dan kekompakan kalian yg selalu dinanti. Apalagi hanya dengan merogoh kocek untuk patungan 115ribu per orang saya mendapatkan pengobat stress selama weekend ini.

Rincian biaya ;

1. Sewa kapal hopping island 400ribu

2. Sewa homestay 350ribu

3. Tiket PP angke -pramuka 62ribu

@115ribu

Pribadi ;

1. Taksi kebon pala - angke @12,5 ribu

2. Makan, Cemilan dan Minum 61ribu (4X makan)

3. Angkot 8ribu (3X angkot)

4. Sewa pelampung 5ribu



*) Hanya kamilah blacker cowok yg tau

**) Nama motor penulis

Dia punya alasan dan saya yakin 100%

Alangkah menyenangkannya jika semua terlihat indah, itulah kenapa ada biru dan merah selain warna hitam dan putih, bahkan ada shocking pink yg beberapa waktu lalu sempat jadi idola. Dia cukup arif untuk menciptakan semuanya, tapi apa kabar si coklat tua berwarna busuk yang tak sedap dipandang mata ? begitu juga dengan kuning congkak berwarna busuk sayu, apakah dia akan diliat? hmmm bahkan dilirikpun tidak. Apalagi abu-abu yang serba nanggung diantara dua kutub. Dia pasti punya alasan, saya yakin 100% tentang itu.

Dengan tangan kuasa-Nya tentunya bukan hal yg susah apalagi mustahil untuk menyulap semuanya jadi mempesona. Tapi kenapa harus ada warna buram dimana ada warna berkilau yg selalu digandrungi. Mengapa harus ada sisi gelap didunia ini dimana ada gemerlap yg selalu dijadikan pusat peradaban. Lagi-lagi saya yakin 100% Dia punya alasan.

Kenapa harus ada ratio yang begitu mencolok antara jumlah laki-laki dan perempuan. Apakah sebegitu susahnya menciptakan makhluk berkelamin laki-laki? (kalau sampai didenger ibu beranak dua yang dua2nya perempuan yg lagi terapi anak cowok dibelakang kursi ini pasti langsung menyahut "iyaaaaa"). itupun masih pula dikurangi pecinta sesaama jenis dan banci. Dan lagi-lagi saya yakin 100% Dia punya alasan atas semua itu.

Alangkah menyenangkannya jika dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yg sedap dipandang mata, cantik ganteng menarik dan terlihat sangat mempesona. Putih bersih tanpa noda serta attitude yang menggiurkan untuk dikenal. Prestasi yang melimpah dengan segudang talenta yg menempel didirinya. Namun kenapa masih ada orang cacat, gelap dan bermotif dengan kadang ditambah dengan keterbelakangan mental yg selalu dicibir oleh sebagian maklhuk yang lain. Tanpa rasa bosan saya mencoba untuk mempercayai 100% Dia punya alasan.

Mengapa diciptakan orang miskin yang bahkan susah untuk menikmati sesuap nasi pada jam-jam dimana si berlimpah menikmati makanan elite nya di resto ternama. Disinilah Dia memberikan kesempatan buat siberlimpah untuk saling berbagi dan mengumpulkan pahala. Dan mengapa ada yg namanya si bodoh yang hidup ditengah-tengah si normal bahkan genius? yahhh disinilah Dia memberikan kesempatan untuk memberi warna dalam peradaban.

Ahhh lupakan sejenak apa yg menjadi kebingunganmu, mungkin Dia menciptakan si coklat dan kuning norak itu agar dia tidak mencoba menyombongkan diri dan berbuat sesuka hati. Beruntunglah bagi si biru dan merah yang diberikan amanah yg hebat oleh Dia, karena mungkin Dia anggap mereka mampu menjaga diri dengan segala kelebihannya, kesempurnaan visual yang dia miliki. Spontan terpikir "ohh mungkin jika si coklat diberi image yg menarik akan menjadi 'brengsek'.."

Apapun alasanNya, disinilah justru warna itu bicara dan itulah mengapa jika semua warna dicampur akan menjadi satu warna yaitu putih. Dan saya yakin 100%

Short Trip to My Lovely Hometown

Hidup jauh dari keluarga kadang bagi sebagian banyak orang merupakan suatu hal yang menyiksa batin, rasa kangen bahkan euforia akan kampung halaman selalu mewarnai kehidupannya. Bagi sebagian yang lain justru merupakan kebanggaan atas kemandirian yang dilakoninya, sebagai manusia yang punya hati dan cita-cita, kedua hal itu punya andil dengan porsi yang sama rata buat saya sebagai perantau ibukota. Dalam segala hal semua harus dilakoni sendiri bahkan kontrol diri akan godaan gemerlap ibukota juga dijajal dengan kemampuan sendiri.

Ketika sang penghuni metropolitan bertanya akan rasa kangen yang saya miliki, jawaban singkat "ya pastilah" bahkan bonyok sendiri nun jauh disana pastilah sama yang dirasakan. Singkat cerita seperti biasa tanpa planning berkepanjangan dan baru sadar ada tanggal merah yang berarti juga aktifitas dikantor harus dihentikan sesaat. Nahhhh inilah kesempatan buat "short trip to my home town". H-1 cari tiket pesawat, call kakak buat beliin tiket kereta buat baliknya, email boz inform mau ambil cuti..great all running well.niat baik emang selalu dilancarkan. Meski sempat dag dig dug duerr gara-gara tumpangan DAMRI lebak bulus – Soekarno Hatta tersendat lampu merah sialan dengan porsi 110 merah : 15 ijo. Membuat tumpangan harus menembus perempatan arteri pondok indah setelah lampu ijo ke 6 terhitung sejak under pass..parahhh..belum lagi belokan slipi mau masuk toll bikin jantung ini berasa seperti lari lapangan 7 kali mirip saat tes EBTA SMP dulu..gila gila gila..alhasil lbk bulus - soekarno hatta ditempuh 2 jam..thanx god masih "in time" saya. Perjuangan panjang dimulai,,dari tawar-menawar ojek sampe gila agar bisa dapet bus malam jurusan sby-kediri..finally, menyentuh pintu rumah kakak setengah jam setelah sang dewa waktu meniup terompet tengah malamnya..

Besok paginya baru meluncur berkunjung ke tmpt bonyok..bikin surprise sengaja untuk tidak menghubungi sebelumnya.dan benar berhasil,ditengah kenganenan sangatnya, tiba-tiba anak bontotnya muncul di depan pintu dengan muka sumringah..senang rasanya melihat expresi bahagia dan kaget yang muncul dari wajah ibu. Love u mom. Lah bagaimana dengan bapak..ehey ini masih weekday tentunya masih mengajarkan ilmu agamanya ke murid-murid yang menyayanginya, betapa tidak? buktinya sampai mereka telah mengantongi status mahasiswa pun masih suka datang ke rumah saat lebaran untuk sekedar silaturohim. Love u too pap..seharian sengaja mengurung diri dirumah supaya ibu bisa puas menikmati keberadaan saya..ahay dah kayak artis

Dihari kedua sengaja keluar dari peraduan hanya untuk bercengkrama dengan teman-teman lama sekalian meluapkan kesukaan explore lokasi saya..dalam list sudah dikantongi beberapa tempat diantaranya goa umbulutuk, pantai tambak bahkan kalo sempat, pante sempu pun akan dijamah..hmmm ternyata alam gak begitu bersahabat hari itu, hujan tak kunjung reda akhirnya tempat makan andalan kami "fresh" jadi tujuan pertama setelah semua koleksi gamelan dalam perut kami berdendang. Diputuskan next destination adalah candi penataran *kayaknya ini kunjunganku yang kedua padahal 13thn berdomisili di blitar*, puas bersante di candi peninggalan Majapahit Itu sambil perjalanan pulang diputuskan makam and museum bung karno menjadi singgahan kami..ahay boleh sombong kalo ini kayaknya udah lebih dari 5 kali mengunjunginya..dari patung bung karno, gong perdamaian, bangunan museum menjadi objek photo kamera standart dari blackberry saya ini.

Hari ketiga dihabiskan dirumah apalagi 2 keponakan datang makin rame aja nih, teriakan tangisan sang balita ini mewarnai hari-hari itu..Barulah hari sabtu menampakkan hidung ke para sodara yang tinggal disebelah rumah..bahkan sampai persiapan perbekalan dilakonin di hari ini. Bahagia rasanya hari-hari ini diwarnai dengan tawa canda ketika semua anggota keluarga kumpul. Tapiii baru sadar kurang beberapa jam lagi harus meninggalkan ini semua. Tiket tertulis 19.43 kereta gajayana harus berangkat, rona kesedihan ibu bapak mulai nampak, sangat bisa diwajarkan kontradiksi atmosfer rumah esok hari ketika kami termasuk 2 balita pulang ke tempat kami masing-masing..sepi hanya berdua saja ..hmm hanya berdua,,, saya berangkat Pak Bu,demi menyongsong masa depan dan cita2 saya, doa akan selalu menyertai kita semua..kecanggihan teknologi akan selalu menghubungkan hati kita.