My photo
Penyuka berceloteh tentang spontanitas dan penggila kata meski tak suka bahasa. Sosok hitam pecinta keeksotisan alam, gila trip ala backpacking. Debur ombak dan dinginnya pegunungan yang jadi kepuasan dikala senggang.

EPISODE TERBATAS

Bukan “waktu” yang punya andil tapi murni “hati” dan rekan sejawatnya yaitu “perasaan”. Bukan juga atas dasar kebiasaan tapi murnikarena keinginan untuk mencoba. Jelas ini sebuah kesucian tanpa paksaan yang mewakilkan kesakralan, bukan semata-mata karena iseng asal dan belas kasihan. Kesadaran dan keikhlasan untuk mempersialhkan lebih berharga dibanding kebencian dan keacuhan. Tapi sangat bodoh dan dungu jika ini bisa berjalan dengan mulus. Kita dicipta bukan sebagai setumpuk batu ataupun sekedar benda mati lainnya, yang dengan sukarela menuruti sebuah lenting sebagian, lenting sempurna dan apalah itu namanya. Sudah selayaknya hati, pikiran dan perasaan masih menjadi senjata andalan yang secara “sengaja” dianugerahkan oleh Tuhan.

Sabar dan ikhlas mungkin akan menjadi andalan untuk bertahan saat ini. Senyum manis dan raut segar menjadi bungkus dan ajang menghibur diri. Semuanya sudah diberikan script hebat dengan alur cerita yang sangat menarik, sebuah panggung gemerlap untuk mempertontonkan klimaks kisah tersebut. Semua ada masanya dan setiap masa ada tokohnya masing-masing, saya percaya dan yakin akan hal itu, yang terbaik akan datang tepat pada episodenya nanti. Jangan sampai lakon tertanggu karena emosi dan pendaman sepenggal kekecewaan.

Mari melangkah lurus ke depan dan acuhkan spion jika diperlukan. Lupakan semua kepingan dan mulai dengan judul baru, bukan perpanjangan episode yang terus-terusan dan menjadi semakin ala kadarnya karena kejar tayang

No comments:

Post a Comment