My photo
Penyuka berceloteh tentang spontanitas dan penggila kata meski tak suka bahasa. Sosok hitam pecinta keeksotisan alam, gila trip ala backpacking. Debur ombak dan dinginnya pegunungan yang jadi kepuasan dikala senggang.

Ikhlas dan Pasrah

Dua kata yg punya jarak tempuh sangat dekat satu sama lain. Bahkan kadang dua kata yang selalu saling melengkapi, saling menggantikan dan saling menutupi untuk basa basi. Meski sampai bosan telinga ini mendengar petuah tentang "keikhlasan itu tanpa pamrih" dan "pasrahkan semua kepada yang Di Atas". Ahhh mungkin konteks penggunaannya saja yg berbeda.

Pasrah lebih ke arah menyerah dengan kondisi, menunggu keajaiban dan berkutat pada
comfort zone. Sedangkan sang rekan yg bernama ikhlas akan menerima kondisi dengan besar hati, dan berbesar hati atas apapun hasil dr usahanya keluar dari comfort zone itu. Ahhh apa lagi itu si "besar hati" , kenapa harus muncul kata lagi padhal 2 istilah sebelumnya belum bisa memberikan kepuasan arti.

Apakah ikhlas hanya dapat digunakan untuk aktifitas aktif? Dan pasrah digunakan untuk aktifitas pasif?
Saya kurang setuju dengan pernyataan itu, ikhlas dan pasrah bisa masuk ke dalam konteks aktif dan pasif sekalipun. Bahkan keduanya berlaku sama. Mencoba ikhlas dengan keharusan untuk pasrah atau lebih tepat mencoba pasrah ketika harus mengikhlaskan? Ahhh makin bingung.

Apalah arti sebuah istilah kalau sekedar untuk diingat dan mendapatkan pengakuan. Percuma besar yang hanya menimbulkan keraguan. Yang penting Anda "Iklhas" untuk ber"pasrah diri" dan ber"besar hati".

No comments:

Post a Comment