Kepintaran bertutur kata, mengolah arti atau sekedar berhiperbola bisa jadi hanya sekedar hoby atau bahkan sebuah ahli. Kepercayaan diri tinggi yang menjadi mayor disini. Bahkan untuk sebagian kalangan, untuk berucap biasa saja perlu memeras keringat hingga menghabiskan cadangan air dalam tubuhnya. Namun, bagi si ulung, ini hanyalah semacam mengedipkan mata dan mengernyitkan dahi, seolah rangkaian kata sudah berjejer didepan muka dan dengan mudah untuk dieja. Jangan paksakan diri meski ini bisa dipelajari. Liat situasi serta emosi, jangan sembarangan memuntahkan isi meski luapan energi telah melebihi hati. Coba pelajari siapa dan apa yang menjadi korban kali ini, apakah dia type pecinta , pembenci atau sekedar suka basa basi.
Jangan dikira dia tidak punya tingkatan level yang bisa disandang. Itulah mengapa ada kata amatir dan ulung. Bukan berarti si ulung akan selalu dengan gampang mengalahkan si amatir. lihat dulu siapa yg dicari dan apa yg menjadi visi. Sebutan ini bisa jadi sangat subyektif untuk diteliti. Ahhh makin penasaran tentang aktifitas ini. Menambah keahlian dalam berkomunikasi meski kadang sebagian orang akan makin muak menerima ini. Tapi masalahnya ada makhluk yang sangat suka digombali, merasa tersihir bahkan terhipnotis dengan rangkaian puja dan puji yang dia terima dari sang ahli. pilihan anda untuk menjadi apa, penggombal sejati? Sang amatir yang mungkin kesempatan menang memang sangat tipis? atau menjadi pemuja yang selalu jujur dengan isi hati?
Tapi saya lebih memilih untuk menjadi pemuji dibanding penggombal., karena saya bukan seorang berkepercayaan diri tinggi atau sang pujangga yang selalu ahli merangkai arti. Meski ada yang bilang kata-kata itu justru menunjukkan level penggombal yang sudah tinggi. Ahh kenapa jadi tiba-tiba mikir seperti ini ! saya bukan penggombal yang suka berbasa-basi hanya untuk memuji. Situ ok ya saya puji, situ gak oke? hmm mungkin mulut jahat saya yang akan beraksi.
Bukti saya bukan penggombal :
Someone : masa' makan octhopus aja berani yg ginian doank gak berani sih?
Me : yaelah octhopus mah kecillllll cantikk, itukan cuman alasan aku aja untuk bisa makan bareng kamu
Someone : aku kan pengin lihat kamu d*n*r kali ini
Me : nggak ah..aku cuman takut pingsan dan itu berarti aku akan melewatkan beberapa menit untuk tidak melihat kecantikanmu
Someone : yahhh kamu marah yaa??
Me : marah? Mana munkgin..aku gak akan pernah marah apapun yg kamu lakukan, kalopun aku marah aku pastikan kamu gak akan tau itu, kalopun sampai kamu tau, yang jelas yakinlah aku akan selalu maapin kamu dear
Someone : sepertinya kegombalan sdh merasuki tulang rusukmu dan mengalir deras di darahmu.. jantungmu jg terpacu dr kegombalan.. semua serba gombal.. hingga hatimu tak bs lg membedakan mana memuji ato menggombal..
Me : Tidak dear..aku hanyalah jiwa yg apa adanya tak pernah berhiperbola ataupun berkata gila..aku hanya seorang pemuji yg selalu berusaha untuk jujur apa yg dalam hati.Kegombalan itu hanya ilusi..mungkin kamu akan terbawa mimpi..namun tidak dengan hati..semuanya akan menjadi sari walau hanya dibuat alakadarnya oleh hati
Masih gak percaya saya bukan penggombal? uhhh keterlaluan
Jangan dikira dia tidak punya tingkatan level yang bisa disandang. Itulah mengapa ada kata amatir dan ulung. Bukan berarti si ulung akan selalu dengan gampang mengalahkan si amatir. lihat dulu siapa yg dicari dan apa yg menjadi visi. Sebutan ini bisa jadi sangat subyektif untuk diteliti. Ahhh makin penasaran tentang aktifitas ini. Menambah keahlian dalam berkomunikasi meski kadang sebagian orang akan makin muak menerima ini. Tapi masalahnya ada makhluk yang sangat suka digombali, merasa tersihir bahkan terhipnotis dengan rangkaian puja dan puji yang dia terima dari sang ahli. pilihan anda untuk menjadi apa, penggombal sejati? Sang amatir yang mungkin kesempatan menang memang sangat tipis? atau menjadi pemuja yang selalu jujur dengan isi hati?
Tapi saya lebih memilih untuk menjadi pemuji dibanding penggombal., karena saya bukan seorang berkepercayaan diri tinggi atau sang pujangga yang selalu ahli merangkai arti. Meski ada yang bilang kata-kata itu justru menunjukkan level penggombal yang sudah tinggi. Ahh kenapa jadi tiba-tiba mikir seperti ini ! saya bukan penggombal yang suka berbasa-basi hanya untuk memuji. Situ ok ya saya puji, situ gak oke? hmm mungkin mulut jahat saya yang akan beraksi.
Bukti saya bukan penggombal :
Someone : masa' makan octhopus aja berani yg ginian doank gak berani sih?
Me : yaelah octhopus mah kecillllll cantikk, itukan cuman alasan aku aja untuk bisa makan bareng kamu
Someone : aku kan pengin lihat kamu d*n*r kali ini
Me : nggak ah..aku cuman takut pingsan dan itu berarti aku akan melewatkan beberapa menit untuk tidak melihat kecantikanmu
Someone : yahhh kamu marah yaa??
Me : marah? Mana munkgin..aku gak akan pernah marah apapun yg kamu lakukan, kalopun aku marah aku pastikan kamu gak akan tau itu, kalopun sampai kamu tau, yang jelas yakinlah aku akan selalu maapin kamu dear
Someone : sepertinya kegombalan sdh merasuki tulang rusukmu dan mengalir deras di darahmu.. jantungmu jg terpacu dr kegombalan.. semua serba gombal.. hingga hatimu tak bs lg membedakan mana memuji ato menggombal..
Me : Tidak dear..aku hanyalah jiwa yg apa adanya tak pernah berhiperbola ataupun berkata gila..aku hanya seorang pemuji yg selalu berusaha untuk jujur apa yg dalam hati.Kegombalan itu hanya ilusi..mungkin kamu akan terbawa mimpi..namun tidak dengan hati..semuanya akan menjadi sari walau hanya dibuat alakadarnya oleh hati
Masih gak percaya saya bukan penggombal? uhhh keterlaluan
*ngakak*
ReplyDeletedasar dudul bin konyol yayangnya onta....ahahhaha
gundul.... itu mahh... gombal cintaaaa...
ReplyDeletehehehhehe....